Friday, 10 January 2014
STRATIFIKASI DAN DIFERENSIASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
A. Pengertian
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum”
(tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial
menurut para ahli :
a.
Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
b. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi
sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,
previllege dan prestise.
c. Cuber
Mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas
kategori dari hak-hak yang berbeda
d. Drs. Robert.
M.Z. Lawang
Sosial
Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese, dan prestise.
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan
kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi lain pengertian antara
stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan. Penyamaan dua konsep
pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang
rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam
tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi
sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang
dalam keadaan yang tidak sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya
berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih
merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi
sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota
memiliki orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang
secara umum sama.
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa
stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan
kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi
kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise (wibawa).
B. Sistem
Stratifikasi sosial
Sistem stratifikasi sosial dalam
masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup.
Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat
berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan
usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai
kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya
dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya
menjadi seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin
belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak
presiden belum tentu dapat mencapai status presiden. Dengan demikian
berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat
berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk
naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan
kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya
terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha
memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka
lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada Sistem
stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke status satu ke status lainnya
dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk
ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau
keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang
mengabungkan kasta seperti di india misalnya :
a) Keanggotaan pada
kasta diperoleh karena warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperolah
kedudukan orang tuanya
b) Keangotaan yang
diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karena seseorang
takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia dikeluarkan
dari kastanya.
c) Perkawinan bersifat
endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.
d) Hubungan dengan
kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
e) Kesadaran pada
keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta,
identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap
norma-norma kasta dan lain sebagainya.
f) Kasta diikat oleh
kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
g) Prestise suatu
kasta benar-benar diperhatikan.
Ada juga yang namanya Stratifikasi campuran.
Stratifikasi campuran, diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi
kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk
melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang
mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia pindah
ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki kedudukan
rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di
Jakarta.
Dengan demikian, stratifikasi terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi
tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak
akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang
yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang
bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya
dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena
harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
C. Dimensi
stratifikasi sosial
Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat
lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya
memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi,
kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai
uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan juga mungkin
kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-golongkan
anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut :
1. Ukuran
Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak
termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada
bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan
pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya., kebiasaan untuk berbelanja
barang-barang mahal dan seterusnya.
2. Ukuran
Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atasan.
3. Ukuran
Kehormatan
Ukuran kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati,
mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada
masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau
mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran
Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya
akibat-akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan
yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang
demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak
halal.
Dapat saya simpulkan bahwa dalam dimensi stratifikasi sosial ada empat yang
mendorong seseorang untuk disegani maupun dihormati dalam konteks stratifikasi
sosial. Yang pertama adalah kekayaan. Dengan adanya suatu kekayaan, orang akan
membeli apa saja yang dia mau. Yang kedua adalah kekuasaan. Kekuasaan akan
digunakan sebagai penundukan seseorang yang berada dibawahnya. Yang ketiga
adalah kehormatan, dimana seseorang akan disegani oleh masyarakat jika ia
adalah tokoh utama dan yang di sepuhkan di masyarakat itu. Yang keempat adalah
ilmu pengetahuan, jika seseorang pendidikannya tinggi dan dia sudah mendapatkan
gelar doktor maupun magister, secara tidak langsung akan ada rasa sistem kelas
terhadap seseorang yang tidak pernah sama sekali menduduki bangku sekolah.
D. Dampak
Stratifikasi Sosial
Adanya sistem lapisan masyarakat
dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi
ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang
biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian
keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam
batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat
diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama
adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan
bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli)
dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat
dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang
pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.
E. Pendekatan
dalam Stratifikasi sosial
Ada
tiga pendekatan dalam mempelajari stratifikasi sosial :
1. Metode obyektif
Yaitu suatu penilaian obyektif
terhadap orang lain dengan melihat dari sisi pendapatannya, lama atau tingginya
pendidikan dan jenis pekerjaan.
2. Metode subyektif
Dalam metode ini strata sosial
dapat dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat yang menilai dirinya
dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat.
3. Metode reputasi
Dalam metode ini golongan sosial
dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam
stratifikasi masyarakat itu.
Dengan demikian, ada tiga pendekatan dalam memplajari
stratifikasi sosial, yaitu: metode obyektif yang mengarah kepada secara
fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat
sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam
bermasyarakat.
F. Teori-teori Stratifikasi Sosial
Ada beberapa teori yang harus kita pahami dalam
memplajari stratifikasi sosial :
1. Teori
Evolusioner-Fungsionalis
Dikemukakan oleh ilmuwan sosial
yaitu Talcott parsons. Dia menganggap bahwa evolusi sosial secara umum terjadi
karena sifat kecenderungan masyarakat untuk berkembang, yang disebutnya sebagai
”kapitalis adaptif”.
2. Teori Surplus
Lenski
Sosiolog Gerhard Lenski
mengemukakan bahwa makhluk yang mementingkan diri sendiri dan selalu berusaha
untuk mensejahterakan dirinya.
3. Teori Kelangkaan
Teori kelangkaan beranggapan
bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya stratifikasi disebabkan oleh
tekanan jumlah penduduk.
4. Teori Marxian
Menekankan pemilikan kekayaan
pribadi sebagi penentu struktur strtifikasi.
5. Teori Weberian
Menekankan pentingnya dimensi
stratifikasi tidak berlandaskan dalam hubungan pemilikan modal.
Dengan demikian, ada 5 teori yang harus kita ketahui
dalam stratifikasi sosial, diantaranya teoriEvolusioner-Fungsionalis yang
mengarah kepada kecenderungan perkembangan masyarakat, teori Surplus Lenskiyang mengarah kepada egoisme, teori Kelangkaan yang
mengarah kepada tekanan jumlah penduduk, teoriMarxian mengarah
kepada kekayaan seseorang menentukan stratifikasi sosial, sedangkan teori Weberian yang
menagarah kepada stratifikasi tidak berlandasan kepemilikan.
G. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas,
maka dapat saya simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan
masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara
bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi
sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka
maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong
menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi
terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas
dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu
seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba
berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat
tergolongkan, yaitu kekayaan, kekuasaan, ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya
akan berdampak terwujudnya hukum rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas
atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas bawah. Didalam stratifikasi sosial
ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode obyektif yang mengarah kepada
secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat
sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam
bermasyarakat.
Disamping adanya pendekatan, dalam stratifikasi juga
ada teori. Ada 5 teori yang harus kita ketahui dalam stratifikasi sosial,
diantaranya teori Evolusioner-Fungsionalis yang
mengarah kepada kecenderungan perkembangan masyarakat, teori Surplus Lenski yang
mengarah kepada egoisme, teoriKelangkaan yang
mengarah kepada tekanan jumlah penduduk, teori Marxian mengarah
kepada kekayaan seseorang menentukan stratifikasi sosial, sedangkan teori Weberian yang
menagarah kepada stratifikasi tidak berlandasan kepemilikan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment